Langsung ke konten utama

Postingan

Hallo, ijin bertanya ya?

Definisi Bertanya, Bagaimana Menurut Anda? Pernah dengar kalimat ini, “ Malu bertanya, sesat di jalan.” Bukan hanya pernah   lagi, bahkan sering banget malahan. Itu menandakan bahwa kita (baca: saya) diharuskan bertanya ketika tidak tahu. Pertanyaan yang diajukan tidak melulu mengenai   Jl.   Kebon Jeruk atau Jl. Batu Raden ya, pertanyaan yang semua diakhiri dengan tanda tanya atau nada tanya. Kendati demikian, tidak semua orang mau memperlakukan pertanyaan dengan sopan. Terutama seseorang yang diberi pertanyaan. Tambah lagi, tentang hal yang yang berkaitan   dengan ilmu. Aktivitas bertanya juga terkadang diabaikan oleh beberapa orang yang sebenarnya menyimpan segudang permasalahan. Rasa ‘malu bertanya’ itulah yang membuat orang tersebut kesulitan memecahkan permasalahanya. Akhirnya orang itu akan mencari jawaban dengan caranya sendiri yang berujung pada stress. Stress bukan hanya karena seseorang terkena tekanan batin atau adanya penyakit ya. Sulitnya memahami masalah juga

Cerita Singkat Tentang Sastra dan Tulisan

  AWAL MULA MENGENAL SASTRA DAN TULISAN Berbicara tentang sastra dan tulisan tidak jauh dari sosok guru yang mengenalkan saya dengan dunia sastra sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tepatnya kelas 5 SD. Pak Bawani, beliau lah guru itu. Guru agama favorit dan kesayangan murid-murid. Saat itu, beliau menyuruh saya membuat autobiografi yaitu riwayat hidup saya sejak saya lahir. Bingung bukan main dengan tugas tersebut, ohh ya. Tugas itu hanya ditujukan kepada saya. “ kamu pandai menulis, pasti kamu bisa ”. Begitulah Pak Bawani memberikan alasan untuk tugas yang beliau berikan. Saya diberi waktu satu minggu untuk menulis di kertas HVS. Sampai hari kelima, saya belum juga membuat tanda dari pensil di kertas itu. Sebenarnya kebingungan saya bukan karena saya tidak tahu tentang kisah hidup saya, tetapi karena saya tidak tahu harus memulai menulis dengan kata apa. Dari situ saya belajar, bahwa poin utama suatu tulisan adalah induk kalimat. Saya memulai menulis dengan perkenalan

Adopsi Hutan untuk Melestarikan Hutan Indonesia - Hari Hutan Indonesia

Hutan merupakan salah satu penunjang kehidupan manusia, tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan primer maupun sekunder, tetapi hutan juga sebagai paru-paru dunia. Hutan identik dengan pepohonan yang menjulang tinggi, juga hewan-hewan endemik yang ada didalamnya. Menurut ahli silvika, hutan merupakan suatu asosiasi dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal luas. Belajar Melestarikan Hutan Indonesia Indonesia mempunya luas hutan Negara yang berdasarkan TGHK seluas 140,4 juta hektar ,terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 113,8 juta hektar dan kawasan hutan produksi seluas 26,6 juta hektar ( Arif, 2001). Luasnya hutan tersebut jika mengalami kesalahan dalam proses pengolahan sama saja dengan menyiksa generasi mendatang. Untuk mengantisipasi hal itu, alangkah lebih baik jika kita melestarikan hutan dengan mengetahui fungsi dan melihat bagian-bagian dari hutan. Berbicara tentang hutan, membuat saya ingin berkelana la

“Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina”, inilah definisi Ilmu yang tidak pernah habis

Ilmu adalah harta yang tidak akan pernah habis   “Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina” Sejak aku mulai masuk ke Sekolah Dasar. kata mutiara di atas tertempel di dinding kelas bercat putih yang sudah membaur dengan debu. Dulu aku berfikir, negeri Cina itu seperti apa? Kenapa aku harus mencari ilmu sampai kesana? Apakah jauh dari Indonesia? Banyak sekali pertanyaan yang terlintas dan juga jawaban yang aku karang sendiri,   Seperti mungkin negeri Cina punya standar pendidikan yang tinggi? Atau mungkin negeri Cina adalah negeri terkaya? Kali aku baru menemukan jawaban yang sebenarnya dari kata mutiara itu. Bahwa jangan berhenti menuntut ilmu karena ilmu adalah harta yang tidakk akan pernah habis dan tidak akan bisa di curi. Aku lahir sebagai generasi milenial atau bisa di sebut generasi   Z, dengan sikap sopan santun yang kurang (aku sering mendengar dari pengakuan orang tua). Aku tidak akan menyangkal, bahwa tata krama sudah mulai luntur seiring dengan perubahan generasi karena ak

Tetap belajar dengan trik 'Mengisi Gelas Kosong'

Apa definisi sukses menurut kamu? Bagaimana cara agar kamu bisa sukses? Tidak salah untuk menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang berbeda-beda. Pada dasarnya sukses diawali dari pembelajaran, entah belajar dalam bidang yang memang sedang digeluti atau bidang yang bukan passion nya. Belajar pula memilki definisi yang berbeda, tidak semua orang memilki cara belajar yang sama. Namun hal yang perlu diperhatikan saat belajar adalah ‘mengisi gelas kosong’, artinya ketika kamu sedang belajar usahakan kalau kamu memerlukan ilmu itu, tidak bersikap sombong karena sudah pernah belajar. Meskipun kamu pernah mempelajari suatu hal, tetap saja anggap bahwa kamu baru mengenal ilmu itu. Hal ini akan baik pada tingkat ingatanmu, dimana kamu akan semakin terasah dan terus mengingat ilmu yang sudah di pelajari. foto by theroompublic Dalam belajar penting sekali menerapkan ‘mengisi gelas kosong’ untuk memperoleh ilmu dengan baik. Ada juga kaitan mengisi gelas kosong dengan rasa bersyukur. Se

Apakah kamu takut gagal? Lalu, bagaimana kegagalan versi kamu?

Hallo, Apa kabar? Udah lama nih   aku enggak coret-coret di blog ini. Apakah blog ini sudah berdebu? Atau bahkan berkarat? Haduhh, semoga tidak ya. Hehehe Beberapa hari yang lalu, aku disibukkan oleh ‘ sesuatu ’ yang tidak bisa aku tuliskan disni . Beberapa hari berkencimpung dengan ‘sesuatu’ yang aku harap bisa terwujud dan mungkin bermanfaat untuk orang lain, tetapi hasil yang aku dapatkan tidak sesuai dengan ekspetasiku. Dalam artian aku GAGAL. Bagiku kegagalan adalah suntikan energy untuk bangkit sepuluh kali lipat kedepanya. Kembali menantang kegagalan itu dan mencoba menang. baca juga :  siapakah aku sebenarnya? Aku adalah kamu atau aku adalah mereka? Berbicara tentang kegagalan, mendadak aku teringat Thomas Alva Edison. Tahukan? Exactly, Edison adalah ilmuwan dengan penemuan-penemuan besar salah satunya lampu pijar. Iya, lampu yang saat ini menerangi rumah mu dimalam hari, bukan ‘dia’ yang kamu anggap sebagai cahaya dalam hidupmu saat kamu berada digelapan. Eits, apa sih

Larangan dan Title orang tua

Larangan dan Title orang tua - Ini bukan sekali, dua kali atau tiga kali. Pertanyaan yang sama sering kali aku ajukan. Tapi jawaban yang kudengar tetap sama. “ Tidak! ” Sebenarnya pertanyaanku hanya sepele. “ Boleh enggk aku sambil kerja? ” Dari dulu aku enggak bisa diam orangnya. Bagiku waktu adalah segala kunci dari pintu di masa depanku kelak. Melihat aku libur kuliah, dirumah cuma makan, megang hp, rebahan, ngetik engga jelas di keyboard laptop (salah satu tulisan ini haha) membuat beban sendiri dalam diriku. Dimana aku engga bisa mandiri finansial dan masih membutuhkan uluran tangan orang tua. Ahh, bener-bener ngebuat dadaku sesak.   Aku ingin mandiri, punya uang sendiri, bebas. Pernah, aku sudah menyusun rencana matang untuk tetap tinggal di kota tempatku belajar selama liburan semester. Tapi ketika dering telfon berbunyi, lalu suara diseberang menyuruhku untuk pulang. Segeralah aku pulang, meninggalkan semua schedule yang sudah aku susun. Sedih sih, tapi aku tidak in