Langsung ke konten utama

ON LIBRARY

 


Perpustakaan selalu menjadi tempat terbaik bagi saya sejak kecil. Tempat paling sepi, sunyi, nyaman dan menenangkan. Ya, karena saya tidak suka keramaian.

Sejak SD saya pikir bahwa saya tidak punya peristiwa yang menggemaskan ketika berada di perpustakaan, ya hanya gitu-gitu aja. Datang ke perpus ngambil buku lalu tidur. Datang ke perpus ngambil TTS lalu ngisi sok pintar, nyatanya saya enggak tahu tuh system TTS. Hahaha

Tapi entah ada angin dari mana, siang ini angin menyeret saya ke masa lalu. Saat peristiwa konyol terjadi. Yaps, peristiwa itu berlatar di perpustakaan.

BERAWAL DARI KEBISINGAN

Saat itu jam 1 siang, saya ke kampus dengan tergesa-gesa. Maklum tidur siang kebablasan, jadinya ya telat. Sesampainya di kampus, sebelum naik lift saya cek notif ponsel yang ramai banget dan ternyata kelas hari ini pindah jam karena dosen masih rapat jurusan. Ahh, benar-benar menyebalkan. Inginku mengumpat, tapi takut dosa. Jadinya pasrah saja.

Kondisi yang masih setengah mengantuk, membuat saya malas pulang ke kontrakan (saya ngontrak ya, enggak ngekos). Karena kalau siang hari suasana kontrakan sepi.

Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke perpustakaan, apalagi di jam siang begini perpustakaan sudah sepi. Letak perpustakaan tidak jauh dari gedung jurusan saya, hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan kaki.

Terbukti, perpustakaan sangat sepi. Petugas perpus juga tinggal satu orang, yaitu ibu berkaca mata (belum tahu namanya) yang sedang sibuk dengan tumpukan buku. Selain itu, ada 2 mahasiswi yang sibuk mencari buku hingga bolak balik ditempat yang sama.

Karena tujuan saya untuk numpang tidur, saya mengambil asal buku di rak pertanian. “Ternak Cacing”. Baru sadar, dulu waktu SMA ketika temen-temen bertanya cita-cita saya. saya menjawab dengan pasti, “mau jadi peternak cacing dong.

Lalu saya memilih tempat duduk yang dekat dengan AC, biar bisa ngadem. Enggak ada orang di meja ini, langsung saja saya menenggelamkan kepala diatas buku yang saya buka acak. Membiarkan udara dingin menyelimuti saya, hingga membawa saya ke ruang mimpi. Yang sangat jauh. Hiyaaaa

Entah sudah berapa lama saya tidur, impuls pendengaran saya memaksa untuk nyimak kebisingan di sekitar saya. Menit pertama saya hanya kedip-kedip tidak jelas, masih ingin tidur karena kepala saya mendadak pusing. Efek dari posisi tidur kali ya?

Tapi kebisingan itu sangat mengganggu, saya mendongak. Daya pandang saya masih 5 watt, mencoba fokus dengan objek di depan saya. Tepat di depan saya, ada tumpukan buku yang super tebal, disamping kananya ada seseorang. Sibuk dengan rutinitas-menghafal (mungkin).

Saya kembali menenggelamkan kepala saya, kebisingan itu masih terjadi dan bertambah keras. Saya kembali mendongak. Ohh, orang tadi sedang berbincang dengan temanya (mungkin) karena terlihat akrab. Sepertinya yang dibicarakan mengenai organisasi (tidak bermaksud menguping ya, karena mereka yang salah kenapa ngomonya keras-keras).

Merasa tertanggu saya memulihkan ingatan dan tenaga. Melihat jam di dinding sebrang yang menandakan jam 3 sore. Oh God, ternyata saya sudah 2 jam tidur disini? Dan dia (mahasiswa yang berisik), sejak kapan ya disini?

Bodo amat, saya mmengembalikan buku dan bersiap pulang. Karena masih ada kelas nanti malam dan masih ada tugas yang belum saya selesaikan.

baca juga : cerita singkat tentang sastra dan tulisan

KEBISINGAN LAGI

Hari senin, selalu menjadi hari yang menyebalkan bagi saya. Setelah 2 hari libur, mendadak diusik oleh senin. Hari senin memang seperti momok menurut saya, apalagi jadwal kuliah yang sangat menggantung. Seperti hari itu, masuk kuliah jam 7.30 selesai jam 10.00, di sambung lagi masuk jam 12.30.

Saat itu, siang hari terasa 2 kali lebih panas dari pada biasanya. Berjalan menuju kontrakan hanya akan membuang waktu saja, belum lagi kalo ketiduran. Auto saja diusir dari kelas.

Seperti biasa saya menunggu di perpustakaan (karena kantin sangat ramai). Diperjalanan saya sudah memikirkan apa buku yang akan saya baca, lalu membuat jadwal aktivitas (intinya memanage waktu biar tidak ada yang terbengkalai antara ngampus, organisasi dan main-main).

Sampai di perpus bukanya membaca buku malah saya asik wifi-an, sroll-scroll instagram, story whatsapp, cek twitter. Hingga saya merasa ngantuk karena ruangan terlalu dingin efek dari AC (berusaha membuat alibi). Entah sejak kapan, saya sudah tidur dengan kepala miring. Saat itu, perpus lumayan ramai. Kursi-kursi hampir penuh dan sedikit berisik.

Hingga, saya mendengar kebisingan lagi. Terasa lebih keras, mengalahkan suara lain yang saya dengar sebelum ketiduran (angap saja memang ketiduran ya). Saya mendongak. Ternyata perpus sudah sepi, hanya ada dia-mahasiswa yang waktu itu. Dia sibuk dengan buku yang super tebal-menghafal. Karena tertarik aku curi-curi pandang. Sambil sesekali membaca buku yang aku bawa sendiri. Dia duduk di depanku, sangat mudah aku mengintip buku apa yang sedang di baca.

Ohh, ternyata. Baru beberapa menit saya menyadari kalau yang sedang di baca adalah buku TOEFL dan teman-temanya yang berbau bahasa inggris.

Saya bersikap bodo amat, ya karena dari kecil saya tidak menyukai bahasa inggris. Terbukti dari nilai bahasa inggris saya yang cuma seangka.

baca juga : apakah aku hanya pemimpi?

DI ORGANISASI

Sebenarnya peristiwa di perpus masih panjang, karena seringkali terjadi. Tapi ntar malah terlalu panjang tulisan ini hahahah. Jadinya saya loncat ke peristiwa yang tak kalah penting.

So, hari itu di salah satu organisasi yang saya ikuti mengadakan event dan saya ditunjuk sebagai sie kesekertarisan. Bagi yang belum tahu, sie kesekertarisan ini apa saya akan jelaskan. Sie kesekertarisan ini beda sama sekertaris, kalau sekertaris bagian yang menangani proposal kegiatan, surat undangam, surat delegasi dan surat-surat lainya, sedangkan sie kesekertarisan ini yang bertugas print out surat yang di buat sekertaris dan yang memegang absent peserta, delegasi, pengurus organisasi atau panitia.

Lanjut.

Saat itu, saya meneliti absent pengurus. Siapa saja yang datang, ijin, atau tanpa keterangan. Atau bahkan yang lupa absent.

Beberapa menit, ketika hampir pengurus pulang (delegasi dan peserta sudah pulang) saya menemukan beberapa pengurus yang belum absent padahal sudah datang. Karena saya belum hafal semua pengurus senior, saya bertanya kepada kakak tingkat mengenai nama seseorang. Kakak itu meneriaki seseorang yang sedang berada diatas motor dan bersiap pulang. Begitu dia mematikan mesin motornya saya bergegas lari hanya untuk TTD.

Betapa terkejutnya, ternyata dia adalah mahasiswa yang berisik di perpus. Sampai-sampai saya lupa memberikan pulpen. Astaga memalukan.

Maaf, dek. Tadi lupa. ” dia berucap dengan sopan. Saya hanya tersenyum canggung. Mengingat perilaku saya di perpus ketika dia datang, atau lebih dulu datang. Saya yang waktu itu terlihat tidak menyukainya, merasa terganggu dan terkadang secara terang-terangan menyuruhnya diam. Ahh, saya benar-benar maluuu.

Dia menyodorkan kertas dan pulpen, masih diatas motor dengan helm terkunci rapi, “nama kamu siapa, dek?” saya menjawab nama panggilan, padahal biasanya di sesi perkenalan saya menyebut nama lengkap, NIM, jurusan dan alamat. Tapi kali ini beda, saya benar-benar malu. Benget. Serius.

Hari itu, saya menyadari satu hal. Seburuk apapun perbuatan orang lain kepada kita, kita tidak harus membalasnya dengan keburukan pula. Bukankah benar, jika mata di balas dengan mata maka dunia akan buta?

Saya juga menyadari bahwa sebernarnya sejak saat itu saya tertarik dengan bahasa inggris, mulai membuka TOEFL,buku buku bahasa inggris atau mungkin belajar juga. Berawal dari  ketidaksukaan, ternyata membuat saya penasaran untuk mengikuti jajek dia. Well, sebenarnya saya mau berterima kasih. Karena kebisingan itu juga membisikan kepada saya bahwa keluar dari zona nyaman itu penting, juga belajar tentang hal yang sangat tidak disukai adalah tantangan yang harus di lewati.

Big thanks for you.

Komentar

  1. Ciehh... sepertinya akan ada cerita baru nih tentang si dia wkwk. Semangat kaka.. 😊😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. moon maap, inti ceritanya bukan ini. hiyaaaa

      Hapus
  2. Semoga jodoh ya kak��

    BalasHapus
    Balasan
    1. moon maap, inti ceritanya bukan ini wkwkwk

      Hapus
  3. Cie,, yang kayaknya lagi kesengsem sama dia yang baca TOEFL,, Semoga jodoh ya kak ☺☺

    BalasHapus
  4. Ya Allah, unchhh bingit ceritanya 🤭 aku kok jadi ikut malu dan baper ya🤭 aduduh🤭🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku ketawa baca komen ini kakak bellaa wkwkwk

      Hapus
  5. Ditunggu cerita selanjutnya, bikin pinisirin, gilaa🤭🤭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TPA Pakusari - Tempat Mencari Rasa Syukur

Kali pertama aku mengunjungi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Pakusari. Pusat pembuangan sampah di kabupaten jember. Dari jarak jauh tentu saja sudah tercium bau menyengat sampah, aku kira tempat itu bakal sangat kotor dan tidak terurus. Ternyata setelah melewati pintu masuk, di halaman utama sangat bersih, ada beberapa tanaman bunga maupun pohon juga tak lupa berbagai hiasan yang terbuat dari botol bekas. Sebelum masuk ke lokasi gunungan sampah, kami--aku dan kedua temenku meminta ijin kepada pengelola TPA. Cukup lama berdiskusi akhirnya kami diberi izin untuk masuk sekaligus mengambil dokumentasi. Aku sangat exited menelusuri TPA itu, mungkin memang sedikit terganggu dengan bau sampah yang menyengat. Tapi saat itu masih dalam keadaan pandemi. Sehingga tidak terlalu banyak orang serta kami mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker berlapis. Yaps, bau sampah tidak terlalu menusuk hidungku jadi aman sih. Doc. Pribadi Jar

New Year and New Post

2021. Tahun lalu banyak sekali yang berharap, “Semoga tahun depan pandemi segera berakhir.” Dan ternyata hingga saat ini pandemi belum berakhir, sekolah masih secara daring, penerapan social distancing juga masih diberlakukan bahkan dari kabar terbaru mudik juga dilarang. Meskipun demikian, vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sejak bulan Januari lalu. Hanya saja memang butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pemberian vaksin ini. Well, Apa Kabar? Bagaimanai tahun 2021 setalah hampir 4 bulan? Sudah siapkah menjalani Ramadhan? Semoga selalu sehat dan baik-baik saja ya. Banyak banget sebenarnya pertanyaan yang ingin saya ajukan, tapi lain kali saja. 1 Januari lalu, tidak ada yang bisa saya ceritakan. Di awal tahun yang seharunya penuh perayaan, tahun ini memang beda banget. Segelintir orang yang masih merayakan tahun baru, misal saja tetangga depan rumah yang mengundang teman-temannya untuk sekedar mengadakan pesta kecil. Tidak ada lagi kembang api bersahutan di setia

KKN DESA ROWOINDAH

 KKN DI DESA YANG JARAKNYA 1 JAM DARI JANTUNG KOTA JEMBER 1 september lalu saya memulai magang atau sebut saja KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Rowoindah Kabupaten Jember. Magang selama satu bulan dengan fokus utama kami membuat 5 program diantaranya pengambilan data, pelatihan kader posyandu, penyuluhan ibu hamil, penyuluhan balita, demo masak, dan rumah binaan. Saya kira kami hanya menjalankan magang untuk menggugurkan tanggung jawab sebagai mahasiswa, namun saya menyikapi 1 bulan tersebut sebagai kegiatan mempelajari arti kehidupan. Sangat berlebihan, bukan? Tidak, karena ketika saya baru datang di desa tersebut rasanya biasa saja. Seperti halnya desa lain yang warga desanya ramah dan welcome terhadap pendatang baru. Akan tetapi, setelah pengambilan data yang dilakukan selama 2 hari saya terus terusan merenung. Apa yang saya lihat di awal ternya tidak sesuai dengan keadaan warga desa. Semakin kami menelusuri Desa Rowoindah untuk mencari data kami semakin belajar banyak hal