Langsung ke konten utama

Berbicara tentang tahta dan kemegahan


Tahta dan Kemegahan, selalu ada??

Ada beberapa orang yang hanya berfikir hidup didunia hanya untuk tahta dan kemegahan. Seseorang pernah bilang kepada, saat itu penentuan jabatan. Dia menyuruhku untuk menempati posisi yang cukup tinggi dan aku menolaknya seketika. Dia bilang aku munafik, yang sebenarnya menginginkan tahta itu. Aku tertawa simpul, ingin ku melemparinya dengan bunga sekebun tak lupa beserta potnya. Baiklah, keadaan dunia memang selalu rumit jika berkaitan dengan tahta dan jabatan. Mereka bersibuk diri merencanakan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan tahta. Menumpas segalanya yang menjadi halangan, bahkan persahabatan.

tahta yang dapat melupakan tentang kekuasaan tuhan


Pernah waktu itu, di tahun 2017. Aku punya teman sekelas. Mereka bersahabat sejak SMP, aku tahu itu karena sempat menjadi topic perbincangan. Mereka mengikuti organisasi OSIS, keduanya memiliki kecakapan yang luar biasa, memang kuakui hal itu. Lalu ada pergantian kepengurusan, seperti organisasi-organisasi lainya. Selalu ada yang menginnginkan posisi ketua dan dua sahabat itu pun menginginkan hal yang sama. Mereka bersaing. Dari perspektifku, aku melihat persaingan yang sehat, bahkan aku takjub akan hal itu. Lalu putusan ketua diumumkan oleh kesiswaan. Salah satu sahabat itu, menjadi ketua. Sedangkan yang satunya tidak berhasil. Bahkan tidak menjadi anggota dari OSIS. Usut punya usut, salah satu sahabat yang tidak lolos itu memiliki masalah dengan sekolah dan sahabatnya lah yang membocorkan masalah itu ke pihak sekolah. Saat itu, peristiwa ini menjadi trending topic di sekolahku.


Banyak hal yang aku temuai mengenai tahta dan kemegahan, di lingkunan rumahku missal. Hanya untuk di pilih menjadi pemimpin dalam suatu forum desa, banyak pihak yang dilibatkan. Banyak hal yang dijadikan tumbal. Saat itu aku masih kecil, sehingga tidak terlalu peduli. Membiarkan mereka saling menghina antar kelompok. Lalu dewasa ini aku mulai mengulang kembali kejadian-kejadian itu, ketika seseorang pemimpin itu sekarang menjadi orang yang lebih tinggi lagi jabatanya. Kehidupanya juga semakin di penuhi dengan kemegahan. Namun sempat menciptakan konflik antar kehidupan di sekitarku.

Jika tahta dan kemegahan ini tetap mendarah daging di hati setiap manusia, tak perlu lagi ada mahkluk social yang selalu menjadi alasan di balik kesempatan. Tak perlu lagi sikap gotong royong yang sudah menjadi dasar dari kebiasaan di Negara ini. Tak perlu lagi menoleh kekanan, samping ataupun bawah. Mereka hanya cukup hidup sendiri. Melakukan apapun dengan uang dan kekuasaan. Menatap kedepan lurus tak terputus. Biarkan mereka menjadi penikmat tahta dan kemegahan, yang sejujurnya bukanlah apa-apa jika berkaitan dengan akhirat.

Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Jangan melakukan apa yang orang lain lakukan!
Buat dirimu nyaman dengan hal yang sederhana karena tahta dan kemegahan juga bisa membuat hati manusia kosong.
Thanks you, see you next time;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TPA Pakusari - Tempat Mencari Rasa Syukur

Kali pertama aku mengunjungi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Pakusari. Pusat pembuangan sampah di kabupaten jember. Dari jarak jauh tentu saja sudah tercium bau menyengat sampah, aku kira tempat itu bakal sangat kotor dan tidak terurus. Ternyata setelah melewati pintu masuk, di halaman utama sangat bersih, ada beberapa tanaman bunga maupun pohon juga tak lupa berbagai hiasan yang terbuat dari botol bekas. Sebelum masuk ke lokasi gunungan sampah, kami--aku dan kedua temenku meminta ijin kepada pengelola TPA. Cukup lama berdiskusi akhirnya kami diberi izin untuk masuk sekaligus mengambil dokumentasi. Aku sangat exited menelusuri TPA itu, mungkin memang sedikit terganggu dengan bau sampah yang menyengat. Tapi saat itu masih dalam keadaan pandemi. Sehingga tidak terlalu banyak orang serta kami mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker berlapis. Yaps, bau sampah tidak terlalu menusuk hidungku jadi aman sih. Doc. Pribadi Jar

New Year and New Post

2021. Tahun lalu banyak sekali yang berharap, “Semoga tahun depan pandemi segera berakhir.” Dan ternyata hingga saat ini pandemi belum berakhir, sekolah masih secara daring, penerapan social distancing juga masih diberlakukan bahkan dari kabar terbaru mudik juga dilarang. Meskipun demikian, vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sejak bulan Januari lalu. Hanya saja memang butuh waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pemberian vaksin ini. Well, Apa Kabar? Bagaimanai tahun 2021 setalah hampir 4 bulan? Sudah siapkah menjalani Ramadhan? Semoga selalu sehat dan baik-baik saja ya. Banyak banget sebenarnya pertanyaan yang ingin saya ajukan, tapi lain kali saja. 1 Januari lalu, tidak ada yang bisa saya ceritakan. Di awal tahun yang seharunya penuh perayaan, tahun ini memang beda banget. Segelintir orang yang masih merayakan tahun baru, misal saja tetangga depan rumah yang mengundang teman-temannya untuk sekedar mengadakan pesta kecil. Tidak ada lagi kembang api bersahutan di setia

KKN DESA ROWOINDAH

 KKN DI DESA YANG JARAKNYA 1 JAM DARI JANTUNG KOTA JEMBER 1 september lalu saya memulai magang atau sebut saja KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Rowoindah Kabupaten Jember. Magang selama satu bulan dengan fokus utama kami membuat 5 program diantaranya pengambilan data, pelatihan kader posyandu, penyuluhan ibu hamil, penyuluhan balita, demo masak, dan rumah binaan. Saya kira kami hanya menjalankan magang untuk menggugurkan tanggung jawab sebagai mahasiswa, namun saya menyikapi 1 bulan tersebut sebagai kegiatan mempelajari arti kehidupan. Sangat berlebihan, bukan? Tidak, karena ketika saya baru datang di desa tersebut rasanya biasa saja. Seperti halnya desa lain yang warga desanya ramah dan welcome terhadap pendatang baru. Akan tetapi, setelah pengambilan data yang dilakukan selama 2 hari saya terus terusan merenung. Apa yang saya lihat di awal ternya tidak sesuai dengan keadaan warga desa. Semakin kami menelusuri Desa Rowoindah untuk mencari data kami semakin belajar banyak hal