MAAFKAN AKU By : Ruangku “Ada apa, Ren?” Mama menepuk bahuku pelan, mengalihkan pandanganku dari 3 orang yang berjalan sembari tertawa, salah satunya Tania. “Ha? Tidak, Ma. Tidak ada” jawabku sekenanya, mama mengikuti arah pandangku. “Eh, itu bukanya Tania, ya? Kok enggak nyapa kamu, Ren?” Pertanyaan yang sama. “Mungkin tidak lihat kali, Ma” Bohong. Aku memang berbohong agar mama tidak khawatir melihat hubungan persahabatanku sedikit retak atau bahkan memang retak. Nyatanya, tadi Tania sempat melirik ku sinis. Tidak ada senyuman atau lambaian tangan. Suara Mall dengan lantai 5 ini sedikit sepi, hanya alunan music klasik yang diputar disudut ruangan. Mood ku untuk memilih baju sudah rusak, aku meninggalkan mama yang masih sibuk memilih baju dengan bandrol discon 70%. Memilih duduk di sisi toko, menatap usang sepatu dari Tania kado tahun lalu. “Hallo, kak?” suara anak kecil yang sudah cemot dengan cream coklat membuat ku mendongak. Bingung. “Hai? Ada apa, dik?” aku ce...
Sebuah ruang untuk menyapa