Langsung ke konten utama

Postingan

Apakah kamu takut gagal? Lalu, bagaimana kegagalan versi kamu?

Hallo, Apa kabar? Udah lama nih   aku enggak coret-coret di blog ini. Apakah blog ini sudah berdebu? Atau bahkan berkarat? Haduhh, semoga tidak ya. Hehehe Beberapa hari yang lalu, aku disibukkan oleh ‘ sesuatu ’ yang tidak bisa aku tuliskan disni . Beberapa hari berkencimpung dengan ‘sesuatu’ yang aku harap bisa terwujud dan mungkin bermanfaat untuk orang lain, tetapi hasil yang aku dapatkan tidak sesuai dengan ekspetasiku. Dalam artian aku GAGAL. Bagiku kegagalan adalah suntikan energy untuk bangkit sepuluh kali lipat kedepanya. Kembali menantang kegagalan itu dan mencoba menang. baca juga :  siapakah aku sebenarnya? Aku adalah kamu atau aku adalah mereka? Berbicara tentang kegagalan, mendadak aku teringat Thomas Alva Edison. Tahukan? Exactly, Edison adalah ilmuwan dengan penemuan-penemuan besar salah satunya lampu pijar. Iya, lampu yang saat ini menerangi rumah mu dimalam hari, bukan ‘dia’ yang kamu anggap sebagai cahaya dalam hidupmu saat kamu berada digelapan. Eits, apa sih

Larangan dan Title orang tua

Larangan dan Title orang tua - Ini bukan sekali, dua kali atau tiga kali. Pertanyaan yang sama sering kali aku ajukan. Tapi jawaban yang kudengar tetap sama. “ Tidak! ” Sebenarnya pertanyaanku hanya sepele. “ Boleh enggk aku sambil kerja? ” Dari dulu aku enggak bisa diam orangnya. Bagiku waktu adalah segala kunci dari pintu di masa depanku kelak. Melihat aku libur kuliah, dirumah cuma makan, megang hp, rebahan, ngetik engga jelas di keyboard laptop (salah satu tulisan ini haha) membuat beban sendiri dalam diriku. Dimana aku engga bisa mandiri finansial dan masih membutuhkan uluran tangan orang tua. Ahh, bener-bener ngebuat dadaku sesak.   Aku ingin mandiri, punya uang sendiri, bebas. Pernah, aku sudah menyusun rencana matang untuk tetap tinggal di kota tempatku belajar selama liburan semester. Tapi ketika dering telfon berbunyi, lalu suara diseberang menyuruhku untuk pulang. Segeralah aku pulang, meninggalkan semua schedule yang sudah aku susun. Sedih sih, tapi aku tidak in

Ragu Masak Karena Takut Salah Resep? Kunjungi Rinaresep.com

Ragu Masak Karena Takut Salah Resep? Yuk Kunjungi Rinaresep.com - Resep makanan  menjadi salah satu kebutuhan bagi beberapa orang yang belum lihai memasak. Seperti saya contohnya. Sedikit cerita, sebagai mahasiswi ilmu gizi, sudah biasa dengan kegiatan masak memasak. Namun, saya sendiri nol dalam hal dapur. Karena adanya pandemi ini membuat kegiatan kampus dilakukan secara daring, salah satunya praktikum. Seperti pukulan besar karena saya disuruh praktikum sendiri dirumah, lalu hasilnya dalam bentuk foto dan laporan. Saat itu, kegalauan mendesakku. Kuota nipis untuk membuka you tube, sedangkan wifi tetangga sudah di putus (miris banget deh hidup mahasiswa ginian) Baiklah, jalan satu-satunya cari referensi di web dan taraaaa. Saya menemukan salah satu situs website yang, Masya Allah kenapa baru nemu sekarang coba. Ya! Rinaresep.com merupakan web yang seharusnya sudah digunakan sebagai referensi semua orang. Tampilan kekinian dengan foto-foto makanan yang menggugah selera untuk dibuat.

siapakah aku sebenarnya? Aku adalah kamu atau aku adalah mereka?

Kenapa aku nggak bisa jadi youtuber? Kenapa aku nggak bisa jadi influencer? Mungkin itu secuil dari pertanyaan yang sering muncul di dalam benak kita, atau bahkan sampe bener-bener di ucapkan. Merasa frustasi, merasa payah, merasa Tuhan tidak adil.   Benar. Terkadang kita tidak bisa menilai diri kita, bahkan itu tugas yang sangat sulit. Kita berusaha untuk menjadi orang lain, dengan mengabaikan diri kita sendiri. Misal ingin jadi youtuber karena gaji gede dan bisa dikenal banyak orang. Tapi semakin berusaha kita menjadi youtuber, akan semakin sulit menjalaninya. Lalu siapakah aku sebenarnya? Aku adalah kamu atau aku adalah mereka? Pertanyaan yang belum ada jawabanya kali, ya? Aku juga seperti itu, ketika aku melihat youtuber muda yang keren dan very creative. Aku merasa tua tak berguna, aku ingin jadi mereka atau setidaknya seperti mereka. Dari situ, aku mulai bertindak nih ikut-ikutan jadi youtuber. Tapi semakin aku mencoba malah semakin tercekik pula aku, yang artinya ak

Cerpen "Maafkan Aku"

MAAFKAN AKU By : Ruangku “Ada apa, Ren?” Mama menepuk bahuku pelan, mengalihkan pandanganku dari 3 orang yang berjalan sembari tertawa, salah satunya Tania. “Ha? Tidak, Ma. Tidak ada” jawabku sekenanya, mama mengikuti arah pandangku. “Eh, itu bukanya Tania, ya? Kok enggak nyapa kamu, Ren?” Pertanyaan yang sama. “Mungkin tidak lihat kali, Ma” Bohong. Aku memang berbohong agar mama tidak khawatir melihat hubungan persahabatanku sedikit retak atau bahkan memang retak. Nyatanya, tadi Tania sempat melirik ku sinis. Tidak ada senyuman atau lambaian tangan. Suara Mall dengan lantai 5 ini sedikit sepi, hanya alunan music klasik yang diputar disudut ruangan. Mood ku untuk memilih baju sudah rusak, aku meninggalkan mama yang masih sibuk memilih baju dengan bandrol discon 70%. Memilih duduk di sisi toko, menatap usang sepatu dari Tania kado tahun lalu. “Hallo, kak?” suara anak kecil yang sudah cemot dengan cream coklat membuat ku mendongak. Bingung. “Hai? Ada apa, dik?” aku ce

Apakah aku hanya pemimpi?

Apakah kamu pernah merasakan sepi? Tenang saja, aku juga pernah. Apakah kamu pernah merasakan sendiri? Tenang saja, aku setiap hari sendiri. Apakah kamu pernah merasakan hanya menjadi sang pemimpi? Kalau ini, aku belum bisa menjawab. Sang Pemimpi   Manusia dibekali pikiran dan hati nurani oleh sang pencipta, juga dibekali takdir yang tidak bisa diubah. Tapi taukah kamu? Tentang mimpi. Tuhan tidak pernah merusak mimpimu, apalagi menghalangi mimpimu. Mungkin kamu merasa bahwa kamu hanya menjadi “sang pemimpi”, seseorang yang hanya bisa berangan-angan tanpa mendapatkan apa yang diinginkan. Itu tidak benar! Banyak kok yang sepertimu; temanku , sahabatku, tetanggaku, bahkan adik ku yang masih tk pun juga seperti itu. Tanpa mimpi kita tidak akan punya tujuan. Tidak punya arah. Hidup hanya begitu saja. Tapi ketika kamu punya mimpi, kamu akan terus melaju dengan kecepatan cahaya, berenang melawan arus. Bukankah menyenangkan punya mimpi? (waahh maaf, aku menggunakan kalimat hiperbol

Cerpen "Aku Menantikanmu, Nak"

Ada beberapa kisah yang memang tidak bisa diungkapan dengan kata-kata. Ada juga beban yang tak perlu dibagi dengan sesama. Deretan kisah cukup disimpan diam dalam hati, lalu mengucap syukur kepada sang pencipta. cerpen "Aku menantikanmu, Nak" Kali ini aku menuliskan kisah yang sering kali ku lihat. Kisah yang selalu mengundang air mataku kala aku melihatnya sendiri. So, semoga menghibur;) Aku menantikanmu, Nak. by: ruangku Tulisan ini tentang kisah seorang ibu yang berjuang. Ibu ini hanya memiliki satu anak perempuan. Suaminya telah lama tiada dan sekarangpun ia tinggal sendirian dirumah yang sudah menua. Putrinya itu merantau ke pulau sebrang untuk mencari ilmu dengan harapan mendapatkan pekerjaan sebagai PNS. Setiap malam ibunya berdoa kepada Allah agar putrinya mau pulang ke kampung halaman, sekedar menjenguk ibu itu. Dalam doa, hanya raut wajah putrinya yang sedang tertawa di ingatanya, lagi berharap untuk melihat tawa itu secara langsung. Setiap pa